Have an account?

Fuzzy Wisdhom

CATEGORY: | Thursday 8 April 2010
0

Beberapa waktu yang lalu, bersama dengan beberapa teman saya menghadiri acara pernikahan salah seorang teman. Salah seorang teman yang bersama rombongan kemudian memprediksikan beberapa orang yang sebentar lagi menyusul teman kami yang menikah tersebut. Dan…ahay…ternyata saya diprediksi sebentar lagi menyusul hahaha… sekira 6 bulan katanya….Padahal 6 bulan itu menurut saya lama….

Hmm…. Saya jadi teringat dengan salah satu mata kuliah kaporit eh..favorit saya ketika masih di bangku kuliah. Yang sampai sekarang saya tidak terima diberi nilai B, padahal hampir semua teman sekelas saya dapet C, karena saya yakin saya layak dapet A.. :D . Ya, mata kuliah artificial intelligence alias kecerdasa buatan. Salah satu topik yang dibahas di mata kuliah itu adalah soft computing. Dan salah satu metode penting dari soft computing adalah fuzzy logic atau logika fuzzy. Ya, inilah topik yang akhirnya saya pilih sebagai topik tugas akhir saya, yang akhirnya saya ganti karena pembimbingnya menyerah dengan data yang saya minta…:D Upss… malah jadi cerita panjang dan lebar, ga yakin juga sahabat nyambung dengan fuzzy logic… :) Karena saya baik hati, okelah saya jelasin dikit tentang fuzzy logic.

Fuzzy merupakan sebuah besaran atau ukuran yang ukurannya tidak jelas atau multi tafsir kalo kata para politikus. Lho…ukuran tapi ukurannya ga jelas..aneh… . Contohnya gini aja, kata sebentar yang ada di prediksi salah seorang teman saya tadi, sebentar ini kan sebuah besaran yang tidak jelas. Sebentar menurut beliau adalah 6 bulan. Padahal 6 bulan yang disebutkan itu menurut saya terlalu lama, misalnya. Ataui coba sahabat perhatikan ketika ada orang yang naek angkot kemudian angkotnya mangkal. Trus penumpang tersebut menanyakan kapan angkotnya akan berangkat, dan supirnya kemudian menjawab sebentar lagi. Bagaimana kalo ternyata sebentarnya supir angkot ini ternyata 6 bulan juga….hahaha… Tentu saja yang dimaksud supir tadi adalah sekira 5-10 menit. Begitu juga dengan ukuran tinggi atau pendek seseorang. Orang dengan tinggi 150 cm akan menganggap tinggi orang yang 160 cm, tapi orang yang 160 cm akan dianggap rendah oleh orang yang 170 cm. begitu juga dengan besar-kecil,panjang-pendek , tua-muda, kaya-miskin, banyak-sedikit, panas dingin (seperti ada di gambar) dan lain lain. Fuzzy, tidak jelas. Tapi bukan berarti sahabat masih tidak jelas dengan fuzzy kan hehe…

Trus, ada apa dengan Fuzzy ini…. :D Nah, sadar tidak sadar, selama ini ternyata kita wa bil khusus saya banyak berdoa dan berkeinginan dengan sesuatu yang fuzzy. Misalnya saya ingin kaya, saya ingin menikah sebentar lagi, saya ingin punya usaha yang banyak. Kata-kata ini kan fuzzy sebenarnya. Kenapa kita tidak berkeinginan untuk saya ingin punya rumah indah dilengkapi dengan perabotnya serta sebuah mobil bermerk XXXX. Atau kenapa kita tidak berkeinginan dan berdoa, saya ingin menikah sekian bulan lagi, atau sekian tahun lagi. Atau kenapa kita juga tidak berdoa, saya ingin punya 1 usaha di bidang makanan, 1 usaha di bidang komputer, 1 usaha di dunia maya, 1 usaha di daerah sana dan seterusnya dan seterusnya….

Allah mboten sare, kata salah seorang teman Ya, Allah memang Maha Mengetahui, termasuk mengetahui apa yang kita inginkan. Tapi sadarkah kita bahwa otak kita akan menggerakkan seluruh tubuh kita sesuai dengan apa yang tertanam dalam otak kita. Kalo keinginan kita saja tidak jelas, maka, bagaimana otak kita mampu menggerakkan badan kita dengan jelas… :D Kalau kita menanamkan pada otak kita kita ingin kaya, bisa jadi otak kita sudah menganggap kita sudah kaya dan akhirnya tidak menggerakkan badan kita dan akhirnya kita jadi malas. Akan berbeda kalau kita menanamkan dalam otak kita kita ingin punya rumah indah dengan sebuah mobil. Tentu otak kita akan menggerakkan badan kita sampai kita menemui kondisi yang disyaratkan tersebut…

Nah…sampai disini….bagaimana menurut sahabat….berani mendefinisikan doa dan kengininan untuk mendapatkan dorongan mewujudkannya???

Salam kreatifitas tanpa batas…

Menyetrika Kehidupan

CATEGORY: | Friday 19 March 2010
0

Aktivitas yang hampir dua atau tiga hari sekali saya lakukan ketika pagi hari pra berangkat kerja adalah aktivitas menyetrika. Nyetrika baju yang mau dipake kerja aja hehehe. Maklum, saya memang berusaha untuk mandiri walaupun banyak usaha laundry di seputar tempat tinggal saya. Padahal intinya ga punya duit aja buat ke laundry hehehe… Sejatinya daripada mencuci saya memang lebih memilih untuk menyetrika. Tapi apa hendak dikata, saya ga bisa memilih, lha mau memilih gimana, emang kalo saya memilih, pilihan yang lain ada yang ngerjain hehe…

Sahabat kreatif, salah satu hal yang tidak saya sukai dari menyetrika adalah hawa panas yang muncul dari setrika. Apalagi kalo tidak berhati-hati dan terkena kulit kita…mak nyuss…. Terkadang terpikirkan bagaimana rasanya baju yang disetrika itu ya…. Hmm…. ya panas lah pastinya hehehe. Tapi pastinya setelah disetrika, baju tadi yang awalnya kusut dan awut-awutan menjadi rapi. Tentu bagi si pemakai akan lebih kelihatan keren…kecuali kalo emang dari awal sahabat kreatif ga keren, pake baju apa aja ga bakalan keren beda ama saya hehehe………

Sahabat kreatif, cobalah belajar dari menyetrika ini. Tak jarang, kehidupan kita terasa begitu nyam nyam eh nyaman. Sampai akhirnya kita terjebak pada kenyamanan. Akhirnya kita tak akan pernah menjadi lebih baik. Atau, hidup kita yang sudah mulai kusut, tidak teratur, awut-awutan tentunya akan menjadi lebih rapi dan lebih indah jika kita mau menyetrika kehidupan kita. Kondisi tidak nyaman tentu akan kita rasakan, seperti halnya baju tadi yang harus merasa kepanasan tiada tara untuk mencapai kondisi rapi. Ya, paksakan diri kita, walaupun tidak nyaman, untuk menjadi lebih rapi dan lebih indah. Kalo hidup sudah tidak teratur, cobalah mengatur kembali dan mendisiplinkan untuk mematuhi peraturan hidup kita. Kalo hidup sudah jauh dari planning atau bahkan tidak punya planning, paksakan diri kita untuk berjalan pada jalur yang menuju planning kita walaupun jalan itu akan memakan habis kenyamanan perjalanan hidup kita.

Bagaimana dengan sahabat kreatif, berani menyetrika kehidupan…..

Dadu Bernoktah Seratus

CATEGORY: |
0

Ketika kecil dulu, beberapa diantara kita tentu tidak asing dengan sebuah permainan yang disebut dengan ular tangga. Permainan ini sering sekali dianggap sebagai permainan yang mengandalkan keberuntungan. Ya, karena hanya dengan menggelindingkan sebuah dadu dan kemudian kita melangkahkan bidak kita sejumlah noktah yang berada pada dadu tersebut. Lebih dari itu, kalo kita memaknai bagaimana seseorang dikatakan menang dalam ular tangga, ternyata butuh perjuangan yang sangat panjang. Terkadang ketemu dengan tangga yang membawa kita kepada posisi yang lebih tinggi. Dan ketika sudah berada pada posisi yang lebih tinggi, terkadang kita ketemu dengan ular yang memaksa kita untuk turun posisi. Ya, begitulah kehidupan, kadang naik kadang turun. Satu hal lagi, ketika sudah akan ketemu dengan titik terakhir, ternyata kadang kita tidak menemukan noktah yang menunjukkan jumlah langkah untuk mencapai titik tersebut. Kadang lebih dan memaksa kita untuk mundur terlebih dahulu, kadang kurang. Ya begitulah kehidupan, biarlah indah pada waktunya.

Pada kesempatan kali ini, kita tidak akan banyak bercerita tentang keberuntungan dan perjuangan untuk mencapai sebuah keberhasilan. Kita juga tidak akan membahas sebuah perjudian yang dilakukan dengan menggelindingkan atau menguncalkan (kata salah seorang dosen probabilita dan statistika ketika duduk di bangku kuliah dulu) sebuah dadu. Lha terus mbahas apa donk…mbahas ular aja halah. Sahabat kreatif, kalo kita mau cermat dengan sebuah benda bernama dadu, kita tidak akan menemui dadu yang tidak bernoktah. Dadu yang normal, yang memiliki enam sisi (karena dulu dosen yang saya ceritakan diatas katanya pernah mencoba mencari dadu bersisi delapan sampe ke negeri cina, kayak menuntut ilmu aja ya sampe ke negeri cina hehe..) selalu memiliki noktah pada setiap sisinya. Dari noktah bermata satu sampe noktah bermata enam. Sudahkah sahabat kreatif menangkap apa yang saya maksudkan???

Jujur saja sich saya tidak yakin sahabat kreatif bisa menangkap maksud saya, lagian saya memang tidak menguncalkan maksud saya, sehingga wajar saja sahabat kreatif tidak bisa menangkap maksud saya hehe….

Sahabat kreatif, dadu bermata enam tersebut pada dasarnya memberikan kita sebuah pesan dan motivasi yang luar biasa dan super, bahwa yang namanya kehidupan itu harus tetap berjalan, apapun yang terjadi, apapun yang harus kita hadapi, kita harus tetap melangkah dan berjalan, baik sedikit ataupun banyak. Apakah berjalan hanya satu langkah, apakah dua langkah lebih-lebih kita mampu berjalan enam langkah, sehingga kita bisa dengan lebih cepat meraih apa yang kita tuju. Lebih cepat lebih baik kalo kata salah satu pasangan capres-cawapres. Dadu tersebut seolah memberikan pesan juga untuk tidak pernah surut walau selangkah dan tidak henti walau sejenak untuk meraih cita kita.

Sahabat kreatif, masihkah kita tetap terdiam terpaku dan memasang standar dan akhirnya ga jalan?? Sepertinya kita perlu menengok kembali dadu kita, jangan-jangan ada sisi yang tidak ada noktahnya. Kalo seperti itu berarti kita perlu menggambar noktah pada dadu kita sehingga kita akan selalu berjalan dan tidak stagnan. Kalo perlu gambar di dadu kita sebanyak seratus noktah, biar kalo seperti maen ular tangga, sekali start kita bisa langsung mencapai tujuan, sampe gambar piala hehehe….

Bagaimana dengan sahabat kreatif, masih punya dadu tak bernoktah dan ga berani menguncalkannya, atau berani menggambar banyak noktah di dadu kita dan kemudian diuncalkan biar bisa berjalan lebih cepat???ayo..uncalkan dadumu…